1.Diagram Konteks (CD)
Diagram konteks adalah diagram yang
terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.
Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan
seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi
gambaran tentang keseluruan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat
digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu
proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks[1].
2.Data Flow Diagram(DFD)
DFD
sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau
sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir(misalnya lewat telepon,
surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan
disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, dikette
dll). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur (structured analysis and design)[2].
Simbol :
a.
Kesatuan Luar (external
entity)
Sesuatu yang berada di luar sistem,
tetapi ia memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem,
disimbolkan dengan suatu kotak notasi. Entitas eksternal tidak termasuk bagian
dari sistem. Bila system informasi dirancang untuk satu bagian (departemen)
maka bagian lain yang masih terkait
menjadi entitas eksternal.
Pedoman
pemberian nama kesatuan luar (external
entity
1)
Nama terminal berupa kata benda.
2)
Terminal tidak boleh memiliki nama yang sama kecuali
memang objeknya sama (digambarkan dua kali . dimaksudkan untuk membuat diagram
yang jelas). Bila tidak demikian, maka terminal ini perlu di beri garis miring
pada pojok kiri atas.
b.
Arus Data(dataflow)
Arus data merupakan tempat menggalinya
informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem.
Arus data ditunjukkan dengan arus panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini
mengalir diantara proses, data store dan menunjukan arus data dari data yang
berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.
Pedoman
pemberian nama aliran data
1)
Nama aliran data yang terdiri dari beberapa aliran
kata dihubungkan dengan garis sambung.
2)
Tidak boleh ada aliran data yang namanya sama, dan
pemberian nama harus mencerminkan isinya.
3)
Aliran data yang terdiri dari beberapa elemen dapat
dinyatakan dengan grup elemen.
4)
Hindari penggunaan kata ‘data’ dan ‘informasi’ untuk
memberi nama pada aliran data.
5)
Sedapat mungkin nama aliran data ditulis lengkap.
c.
Pengertian
Proses (process)
Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh
sistem, proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data
keluar. Proses berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data masukan
menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta
menghasilkan satu atau beberapa data keluaran. Proses sering pula disebut bubble.
Pedoman pemberian nama proses
1)
Nama proses terdiri dari kata kerja dan kata benda
yang mencerminkan fungsi proses tersebut, misalnya : Hitung Bonus, Pendataan
Karyawan, Cetak Fatur,dll.
2)
Jangan menggunakan kata proses yang memiliki nama
suatu proses (bubble).
3)
Tidak boleh ada beberapa proses yang memiliki nama
yang sama.
4)
Proses harus diberi nomor. Urutan nomor sedapat
mungkin mengikuti aliran atau urutan proses, namun demikian urutan nomor tidak
berarti secara mutlak merupakan urutan proses secara kornologis.
5)
Penomoran proses pada tingkatan pertama (Diagram
Nol) adalah 1.0,2.0,3.0, dst.
6)
Penomoran pada tingkat kedua dari proses 1.0
(rincian dari proses 1.0) adalah 1.1,1.2,1.3, dst.
7) Context diagram tidak perlu diberi nomor.
Contoh Penomoran level pada DFD :
Sumber :
- Ladjamuddin. B, Al-Bahra. Rekayasa Perangkat Lunak,cet-keII GRAHA ILMU, Yogyakarta, 2006,hal.170
- Jogiyanto HM, Analisis & Desain, Ed ke-III, Andi Offset, Yogyakarta, 2005, h.700
Jangan Lupa !!!
Like This Article :)
No comments:
Post a Comment